Miss Dhani and The Morning Breeze

See More, Think More, Do More

ILMU AGAMA atau BERAGAMA?

pada November 8, 2008

1_134093807l“Sebenarnya anak-anak kita ini diajari apa? Ilmu agama atau beragama?”
Pertanyaan dari seorang teman kantor saya menggelitik nurani saya. Karena terkadang saya memang masih juga bertanya-tanya mengapa anak-anak saya yang sudah setahun lebih bersekolah di sekolah ini yang menggunakan titel pendidikan agama masih belum mengalami perubahan yang berarti. Yang saya maksud bukan perubahan secara akademis saja tapi perubahan secara akhlak dan perilaku. Saya masih belum tahu apa yang salah dari lembaga ini karena setahu saya lembaga ini berbasis agama dan menjunjung tinggi nilai2 agama dalam setiap sendi kegiatan belajar mengajarnya.

Saya sendiri selalu melakukan pendekatan secara personal jika sudah menyangkut perilaku dan akhlak siswa. Jadi apa yang salah sebenarnya? Mengapa siswa-siswa saya masih juga suka saling ejek? Mengapa siswa-siswa saya masih saja menganggap enteng nasihat atau peraturan dari guru? Mengapa mereka kurang respek terhadap guru dan teman? Mengapa mereka masih belum disiplin? Apa mungkin saya yang salah? Atau memang ini karena usia remaja yang sedang mereka alami sekarang ini? Atau ini karma? It can be, if i may say. Tapi jika ini karma maka karma terhadap apa? Secuek atau senakal apapun saya dulu seingat saya saya tidak pernah berani membanting pintu didepan guru saat marah.

Mungkin yang selama ini kami ajarkan hanyalah ilmu agama tapi belum mengajarkan bagaimana beragama, karena ada perbedaan yang cukup tampak terhadap dua istilah ini. Mengajarkan ilmu agama berarti mengajarkan ilmunya, pengetahuannya, teorinya. Dan apapun jika hanya mengajarkan ilmu atau teori saja maka itu adalah pekerjaan yang mudah. Seseorang akan bisa dengan cepat menghapal atau tahu tentang teori tersebut. Sementara beragama datang dari hati, dari jiwa, dan rasa. Refleksi ilmu agama dalam kehidupan sehari-hari.

Lalu apa yang salah?


3 responses to “ILMU AGAMA atau BERAGAMA?

  1. Sanie_Jelek berkata:

    Bismillahirrahmanirrahim..
    ASw. wr.wb

    Wah…

    Ini lah yang namanya kehilangan esensi dalam beragama..

    Kalo agama diajarkan oleh anak-anak tanpa ada perubahan yang signifikan terhadap sifat dan perilakunya…
    Berarti agama hanya sekedar pendoktrinan atau agama adalah kultur…

    Didiklah anak mulai dari pertanyaan mengapa, trus apa, dan bagaimana?

    Agama bukanlah prioritas utama dari pendidikan formal…

    Yang mempunyai peranan penting dalam membentuk akhlak, karakter, dan perilaku seseorang dimulai dari lingkungan keluarga…
    Karna lingkungan dapat mempengaruhi kondisi seorang manusia..

    Pendidikan formal hanyalah follow up atau tindak lanjut dari pendidikan yang ada dirumah…

    Gitu aja kale yach..

  2. misswardhani berkata:

    saya berharap komentar anda bukan sebuah jugdement tanpa solusi. terima kasih komentarnya saya dan teman2 juga sedang (bahkan selalu) berusaha untuk terus berjuang merefleksikan ilmu agama dalam kehidupan sehari-hari kami dan anak2 kami

  3. Isa berkata:

    Itulah bedanya GURU dengan PENGAJAR jadilah guru yang bisa ditiru jangan cuma pengajar yang hanya bisa mengajarkan teori tanpa memberikan contoh aplikasi dari teori yang diajarkan dengan sikap kita sehari-hari

Tinggalkan komentar