Miss Dhani and The Morning Breeze

See More, Think More, Do More

SAAT TAK PADA TEMPATNYA

1_tiger_461

Suatu hari di sebuah hutan diadakanlah perlombaan bagi seluruh warga hutan. Ada tiga perlombaan yang diadakan di hutan tersebut, yaitu perlombaan terbang, berenang, dan berlari. Dari sekian banyak peserta akhirnya giliran si Elang, si harimau, dan si ikan yang ikut berlomba. Sang juri meminta si elang untuk ikut perlombaan berlari, sementara si harimau di minta ikut perlombaan berenang, dan si ikan ikut perlombaan terbang. Bagaimana akhir dari perlombaan tersebut?

 

Mungkin anda semua sudah tahu jawabannya. Pasti tidak ada satupun dari ketiga hewan itu dapat melakukan perlombaan tersebut. Alasannya jelas karena perlombaan yang diikuti oleh ketiga hewan itu tidak pada tempatnya. Tidak sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki oleh ketiga hewan tersebut.

 

Sebenarnya cerita diatas hanyalah analogi yang paling mudah untuk menggambarkan betapa terkadang beberapa orang tua lupa pada prinsip keberadaan manusia (dalam hal ini adalah anak) yang dilahirkan dengan keadaan masing-masing. Setiap anak punya kekurangan dan kelebihan masing-masing. Ada anak yang pandai berenang namun tak pandai berlari. Ada anak yang pandai menggambar namun tak pandai matematika. Terkadang orang tua hanya ingin anaknya bisa sekolah dengan nilai-nilai yang baik pada semua mata pelajaran tanpa berpikir bahwa mungkin saja kemampuan sang anak tidak pada tempat yang orang tua inginkan.

 

Sebenarnya hal inilah yang membuat sebagian besar anak-anak berputus asa terhadap hidup dan menyesali kegagalan mereka. Mereka menganggap saat mereka tidak bisa melakukan satu hal dan orang tua mereka menekan dengan kekecewaan mereka, mereka adalah manusia gagal yang tidak bisa melakukan sesuatu. Anak-anak tersebut sebenarnya sudah dibunuh, dalam artian dibunuh kepercayaan dirinya. Padahal mungkin saja orang tua yang tidak menyadari bahwa mereka sudah menempatkan anak ditempat yang salah, ditempat dimana kemampuan tersebut tidak mereka miliki.

 

Solusinya adalah bahwa kita harus kembali merevisi pemahaman kita tentang anak. Memperbaharui kemampuan kita memahami bahwa setiap manusia dilahirkan dengan bakat masing-masing, dan dengan kelemahan masing-masing. Mencari tahu apa kelebihan anak dan mengeksploitasi kelebihan tersebut dapat membuat anak percaya bahwa dirinya, bagaimanapun keadaanya, juga merupakan makhluk yang berguna bagi dirinya sendiri dan bagi orang-orang disekitarnya.

Tinggalkan komentar »

ANTARA DIRI DAN ORANG LAIN

memahamiAda kabar yang membuat saya merasa cukup bersedih dan menyayangkan apa yang sudah terjadi. Kejadian ini berkaitan dengan salah seorang sahabat saya dan masalahnya bersama sang calon suami. Masalah yang terjadi diantara mereka adalah bahwa mereka memutuskan untuk mengakhiri hubungan padahal setahu saya sebenarnya sudah ada lamaran dari sang lelaki kepada sang perempuan. Sesuatu yang sangat disayangkan mengingat si lelaki sudah berjuang cukup banyak untuk mempertahankan hubungan yang selalu pasang surut.

Untuk detail apa yang menyebabkan mereka putus mungkin tidak terlalu saya ketahui namun paling tidak saya mengetahui masalah utama dari masalah yang mereka hadapi. Yang saya pahami dari cerita sahabat saya ini adalah bahwa tidak adanya komunikasi yang baik antara si perempuan dan si laki-laki yang menyebabkan keduanya saling bertengkar. Hal-hal kecil yang remeh temeh menjadi sebuah masalah besar yang panjang kali lebar. Bukannya saya mengajak untuk menyepelekan hal-hal kecil dalam sebuah hubungan namun pada dasarnya hal-hal kecil tersebut mungkin saja adalah hal yang tidak prinsipil yang bisa dibicarakan dan dicari jalan tengahnya daripada mempertahankan ego dan pendapat masing-masing yang malah akan menimbulkan sebuah pertengkaran yang bahkan mungkin bisa berujung pada putusnya hubungan yang sudah dipersiapkan untuk kejenjang selanjutnya, yaitu pernikahan dan rumah tangga.

Memahami dan mengerti orang lain atau dalam hal ini adalah pasangan juga merupakan hal yang wajib untuk dilakukan. Prinsipnya adalah bahwa kita sebagai manusia tidak akan pernah bisa hidup sendiri. Kita akan selalu punya orang-orang lain di sekitar kita yang punya karakter dan sifat yang berbeda. Mungkin dikarenakan kultur yang dimiliki tiap orang karena pengaruh suku dan karakter bawaan dari seseorang juga berbeda. Karena itu alangkah lebih baiknya jika kita sudah memutuskan untuk mencintai orang lain, maka kita harus belajar untuk memahami dan mengerti orang lain tersebut. Menjadi orang yang selalu berkata “Coba kamu ngertiin aku!” atau “Aku ya begini ini orangnya.” Tanpa mau peduli bagaimana orang lain dan berusaha untuk mengerti orang lain.

Mungkin cerita dan pengalaman salah seorang sahabat saya bisa menjadi pelajaran hidup buat anda dan saya sendiri tentang mengerti dan menghargai orang lain. Apalagi jika orang lain tersebut sudah kita pilih untuk menjadi pendamping sisa kehidupan kita.

1 Komentar »